“La iki kadang akeh seng podo ora ngelakoni tarkul ma’siyah, terutama akeh seng do ninggal peraturan utowo undang-undang seng wes ditetepaken dening guru. La kowe ninggal salah sijine undang-undang pondok iku jenenge wes ma’siyat, wong ora gelem netepi dawuhe guru. Opo maneh ninggal dawuhe gusti Allah. La maksiyat iki dadeaken angel ngaji.”
Sesungguhnya menghafal Al-Qur’an merupakan salah satu ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan ketaatan yang paling utama. Dengannya seseorang dapat meraih keridloan Rabbnya, Allah Ta’ala. Mudah dan sulitnya dalam menghafal Al-Qur’an itu tergantung mindset kita. Bisa mudah jika kita menganggapnya mudah dan sulit manakala kita menganggapnya sulit, sebagaimana firman Allah dalam hadits Qudsy: ”Aku (Allah) memperlakukan hamba sesuai prasangkanya terhadapku” (HR. Muttafaqun ‘Alaihi).
Abuya Ulinnuha Arwani berkata: “Ngapalno Al-Qur’an iku gampang keranten Allah Ta’ala sampun dawuhaken mekaten, seng dadosake ora gampang iku mergo atimu durung iso ikhlas olehe ngapalke. Ikhlas iku gampang olehe ngucapne nanging abot olehe numindakne. Ngemuti dawuhe Rosul bilih barokahe ngamal kanti ikhlas iku hasile tumekan besuk dino qiyamat”
Ikhlas adalah satu kata yang sangat ringan diucapkan tapi berat dilaksanakan. Keikhlasan merupakan kunci kesuksesan dan rahasia datangnya kemudahan dan taufiq dari Allah sehingga kita akan mudah dalam menghafal Al-Qur’an. Apabila seseorang menghafal Al-Qur’an dengan ikhlas, semata-mata untuk mencari keridloan Allah Ta’ala, niscaya akan tampak keberkahan yang berlimpah serta kemanfaatan yang tidak hanya dirasakan olehnya tapi juga oleh orang lain yang mengalir sampai hari qiyamat, sebagaimana keterangan dalam kitab Hayat al–hayawan al–kubra karya Muḥammad ibn Mūsá Damīrī
من أخلص لله تعالى في العمل، ولم ينوبه مقابلا، ظهرت آثار بركته عليه، وعلى عقبه إلى يوم القيامة
“Barang siapa yang ikhlas dalam beramal semata-mata karena Allah tanpa mengharapkan tujuan yang lain, maka akan tampak keberkahan baginya dan keturunanya sampai hari qiyamat”.
Mudah dihafal, mudah pula hilang dari ingatan, memang demikianlah sifat hafalan Al-Qur’an. Maka dari itu dirasa penting bagi para penghafal Al-Qur’an untuk mengetahui hal-hal yang dapat menguatkan hafalan. Berikut akan kami uraikan sedikit mauidhoh Abuya Ulinnuha Arwani pada saat acara “Ta’aruf Santri Baru Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an” pada tanggal 12 Muharram 1442 H. / 30 Agustus 2020 M di Aula PTYQ Putra, tentang hal-hal yang dapat menguatkan hafalan;
HAL-HAL YANG MENGUATKAN HAFALAN
1. الجد والمواظبة (kesungguhan dan ketekunan yang tinggi)
Abuya Ulinnuha Arwani berkata: “Milo saking meniko rencang-rencang santri, langkung-langkung engkang sampun meningkat beberapa tahun teng mriki, sageto berusaha memperbaharui keseriusan anggenipun ngaos Al-Qur’an meniko, ampun namung naliko anyar-anyaran thok, engko lek wes rodok suwe nglokor kesungguhane, keseriusane”
Kesungguhan yang tinggi merupakan faktor yang pertama dalam menggapai tujuan apapun, apalagi untuk menggapai tujuan yang tinggi di dunia dan di akhirat, seperti menjadi pengahafal Al-Qur’an. Sebagaimana pula yang telah didawuhkan oleh Abah Ulil Albab Arwani: “Kalian semua disini harus berpikir positif dan selalu optimis. Yakinkan pada diri kalian masing-masing, bahwa kalian adalah orang yang cerdas dan akan mampu menghafal Al- Qur’an 30 juz. Insyaallah dengan keyakinan ini akan muncul kekuatan dan semangat yang luar biasa.”
Abuya Ulinnuha Arwani berkata: “Wayahe ngaji yo ngaji, ojo ngglibet neng gotakan opo maleh kok nganti podo ditinggal ngluyur metu songko pondok. Nek mbok tinggal seng werno-werno ngono iku dadosaken ora netepi muwadhobah, ora tekun afate apalanmu ora iso nyatol temenanan ne ngati.”
Dawuh Abuya ini selaras dengan apa yang tertulis dalam Kitab Ta’liim al-Muta’alim karya Syekh az-Zarnuji;
وأقوى أسباب الحفظ الجد والمواظب
“yang paling kuat menyebabkan mudahnya hafalan ialah kesungguhan hati dan ketekunan”
2. وتقليل الغذاء (mengurangi kebiasaan jumlah makan yang dimakan)
Abuya Ulinnuha Arwani berkata: “biasane sak piring yo iso o berusaha mengurangi makanannya, tapi ojo ngampi kurange ghidza’ menjadikan lesu, roso-roso, lemah sinau, lemah ngapalaken. Sakmadyo sekiro iso ngasilaken pakuatan olehe mangan mulo olehe dhahar diniati taqowwi, kowe diniati taqowwi manganmu oleh ganjaran”.
Syeikh Az-Zarnuji mengatakan bahwa salah satu yang membuat hafalan kita kuat adalah Sedikit makan. Sedikit makan artinya mengatur pola makan yang baik, baik dengan puasa atau dengan makan secukupnya tidak berlebih lebihan dalam makan.
Dalam kitab Bariiqotu Makhmudiyyah dikatakan;
وعن علي رضي الله عنه ثلاث يزدن في الحفظ ويذهبن البلغم السواك والصوم وقرأة القرأن
“Diriwayatkan dari Sayyidina ‘Ali Radiyallahu ‘Anhu. tiga hal yang benar-benar dapat menambah daya hafalan dan dapat menghilangkan lender/ dahak yaitu siwak, puasa dan membaca al Qur’an”
Puasa merupakan sarana yang sangat baik untuk menjaga kesehatan, tetapi ternyata faidah puasa bukan saja pada kesehatan ternyata puasa bisa juga membuat otak menjadi cerdas dan hafalan menjadi kuat. Dengan puasa hati akan tenang dan pikiran akan jernih sehingga apa yang dipelajari mudah terserap dan akan selalu membekas diotak. Karena puasa mempunyai energi spirit yang besar sehingga membuat orang selalu tenang dalam melakukan apa yang dilakukan terutama dalam kalangan pelajar yang setiap hari memikirkan pelajaran.
3. وصلاة الليل (sholat tahajud)
Abuya Ulinnuha Arwani berkata: “nindaaken sholat tahajud, nanggene Al-Qur’an seng kok pelajari bolak-balik kok woco (sudah banyak keterangan tentang tahajud, red), nanging kowe pijer nglegur turune seng melek gur seng jogo thok, kadang seng jogo ditinggal ngantuk. Wektu bengi dingge sholat hajat nyuwun maring Allah Ta’ala ing wektu seng mustajab diparingi olehe ngaji pikantuk ilmu barokah, manfaat lan sakpiturute.”
Sholat tahajud yang juga disebut qiyamul lail atau sholat lail merupakan sholat sunnah yang paling utama dilaksanakan setelah sholat wajib. Sebagaimana sabda Rasulullah:
أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ قِيَامُ اللَّيْلِ
“Sholat yang paling utama setelah sholat fardhu adalah sholat malam” (HR. An Nasa’i)
Hal ini menunjukkan banyak keutamaan dibalik salat tahajud. Salah satunya adalah dikabulkannya doa bagi siapa saja yang berdoa setelah melaksanakan salat tahajud.
4. قراءة القرأن نظرا (membaca Al-Qur’an dengan menyimak tulisanya)
Abuya Ulinnuha Arwani berkata: “Disamping kowe ngapalken al Quran, duweo wadhifah ngaji moco al Quran mulai awal nganti khatam, terus menerus. tapi lek moco nadzron, niki diluar seng diapalno. Mboh sedino kowe iso moco binnadzor sak jus opo setengah jus, la lek sak jus sewulan khatam, la lek setengah jus rong wulan hatam, tapi binnadzor, disamping tetep nderes deresane seng bil ghoib”
Salahsatu dari beberapa faidah membaca al-Qur’an adalah mampu memperkuat daya tangkap otak seseorang (menguatkan hafalan). Dalam kitab Ta’liimu al-Muta’alim, Syekh az-Zarnuji menjelaskan:
قيل: ليس شيئ أزيد للحفظ من قراءة القرأن نظرا والقراءة نظرا أفضل لقوله عليه الصلاة والسلام: أعظم أعمال أمتى قراءة القرآن نظرا
“Tiada sesuatu yang lebih bisa menguatkan hafalan seseorang, kecuali membaca Al-Qur’an dengan menyimak tulisannya. “Membaca Al-Qur’an yang dilakukan dengan menyimak tulisannya itu lebih utama, sebagaimana sabda Nabi saw : “Amalan umatku yang paling utama adalah membaca Al-Qur’an dengan menyimak tulisannya.”
Abuya Ulinnuha Arwani memberikan satu ijazah yang bisa diamalkan oleh para penghafal al-Qur’an, dengan dawuhnya;
“Waktu kalian memungut atau mengangkat Al-Qur’an yang kalian buat nderes, astane mundhut lesane ndongo
بِسْمِ اللهِ وسُبْحَانَ اللهِ والْحَمْدُ لِلهِ وَلَا إِلَهَ إِلاَّ الله وَاللهُ أَكْبَرُ وَلاَحَوْلَ ولَاقُوَّةَ اِلاَّ بِاللِه الْعَلِيِّ الَعَظِيْمِ عَدَدَ كُلِّ حَرْفٍ كُتِبَ وَيُكْتَبُ أَبَدَ الْأَبِدِيْنَ وَدَهَرَ الدَّاهِرِيْنَ
Ora nganti semenit moco ngono iku, lan moco do’a sakwuse sholat maktubah
أَمَنْتُ بِاللهِ الْوَاحِدِ الْأَحَدِ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَكَفَرْتُ بِمَا سِوَاهُ
Iki kudu mok apalno, iki setengah saking mimma yuuritsu al hifdho.”
5. ويكثر الصلاة على النبيّ الصلاة عليه والسلام (memperbanyak membaca sholawat)
Abuya Ulinnuha Arwani berkata: “Ngekeh-ngekehake moco sholawat maring Rosulillah sekiro pikantuk syafaat Rosulillah, sehinggo diparingi pitulung olehe ngaji utowo hifdhil qur’an kaparingan lancar enggal hasil ilmu engkang barokah, manfaat kanthi wasilah dateng Rosulillah kanthi ngekehaken sholawat. Yo jane wes apal, nanging ngono iku abote sakpole.”
Dalam kitab Syarah Ta’liim al Muta’alim hal. 102 dijelaskan bahwa sholawat itu merupakan bentuk rohmat bagi alam semesta ini, oleh sebab itu dengan barokah membaca sholawat kepada Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wassalam, kita berharap turunnya rohmat dan kuatnya hafalan serta hilangnya sifat lupa.
ويكثر الصلاة على النبي عليه الصلاة و السلام فإنه) أي النبي عليه الصلاة و السلام (ذكر للعالمين) أي رحمة لهم فببركة الصلاة عليه نرجو نزول الرحمة و شدة الحفظ وزوال النسيان
“dan dengan banyak membaca sholawat Nabi sholallahu ‘alaihi wassalam, karena sholawatlah yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, maksudnya menjadi rahmat bagi alam semesta ini, oleh sebab itu dengan barokah sholawat kepada Nabi sholallahu ‘alaihi wassalam kita berharap turunnya rahmat dan kuatnya hafalan serta hilangnya sifat lupa.”
(Syarah Ta’lim al Muta’alim, hal 102.)
6. ترك المعصية (meninggalkan maksiat)
Abuya Ulinnuha Arwani berkata: “la iki kadang akeh seng podo ora nglekoni tarkul ma’siyyah terutama akeh seng do ninggal peraturan utowo undang-undang seng wes ditetepaken dening guru. La kowe ninggal salah sijine undang-undang pondok iku jenenge wes maksiat, wong ora gelem netepi dawuhe guru. Opo maneh ninggal dawuhe gusti Allah. La maksiat iki dadeaken angel ngaji.”
Ini sesuai dengan cerita Imam Syafi’i ketika melapor kepada gurunya karena merasa dia susah dalam menghafal, kemudian guru beliau Waki’ ibnul Jarroh mengatakan agar imam syafi’i lebih menghindari lagi dosa/ maksiat.
Dalam kitab Syarah Ta’liim al Muta’alim hal. 102 dijelaskan bahwa hafalan itu merupakan anugrah dari Allah Ta’ala sedangkan anugrah Nya tidaklah akan diberikan pada orang yang durhaka/ maksiyat.
أي والحال أن فضل الله لا يعطى للعاصي فوجب لمن يطلب الحفظ الذي هو فضل الله ولا يعطى ان يتحرز عن المعاصي والأثام ويجتنب عن الذنوب والأجرام.
Maksudnya statusnya anugrah Allah Ta’ala itu tidak akan diberikan pada pendusta/ orang yang melakukan kemaksiyatan, oleh sebab itu wajib bagi seseorang yang ingin menghafal yang merupakan anugrah Allah Ta’ala dan tidak akan diberikan kepada pendusta untuk menjaga diri dari kemaksiatan-kemaksiatan dan dosa-dosa serta menjauh pula dari dosa dan kejahatan. (Syarah Ta’lim al Muta’alim, hal 102.)
7. والسّواك و شرب العسل (bersiwakan dan minum madu)
Abuya Ulinnuha Arwani berkata: “Ngulinakne nganggo siwak, la siwak seng utomo iku nganggo kayu arok. Lek ora nduwe kayu arok sikat gigi iku yo siwak, tapi ndek kowe lungo neng endi-endi arep nggowo sikat gigi, ora mungkin. La ngulinakno siwakan iku mimma yuuritsul hifdho ………. lajeng ngunjuk madu, mboh sak sendok opo rung sendok. Opo kok campur karo banyu anget utowo langsung kok glogok terserah, pokok ngombe madu.”
Keterangan yang di dawuh kan Abuya Ulinnuha Arwani berdasarkan dawuh Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wassalam yang diriwayatkan oleh Sayyidina Ali rodliyallohu ‘anhu;
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ عَلَيْهِ السَّلاَمُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صَلَّى اَللَّهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ : خَمْسٌ يَذْهَبْنَ بِالنِّسْيَانِ وَ يَزِدْنَ فِي اَلْحِفْظِ وَ يَذْهَبْنَ بِالْبَلْغَمِ اَلسِّوَاكُ وَ اَلصِّيَامُ وَ قِرَاءَةُ اَلْقُرْآنِ وَ اَلْعَسَلُ وَ اَللُّبَانُ
“Diriwayatkan dari Sayyina Ali rodliyallohu ‘anhu, beliau berkata, Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda; Lima hal yang benar-benar dapat menghilangkan lupa dan menambah daya dalam hafalan serta mampu menghilangkan lender/ dahak yaitu siwak, puasa, membaca Al-Qur’an , minum madu dan susu. (Kitab Makarim al Akhlaq, hal: 36)
Demikianlah sedikit uraian mauidhoh Abuya Ulinnuha Arwani yang didawuhkan khususnya kepada santri-santri Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an dan umumnya kepada seluruh Para Penghafal Al-Qur’an, tentang hal-hal yang dapat menguatkan hafalan. Semoga kita mampu mengamalkannya dan mendapatkan kemudahan dalam menghafal Al-Qur’an.
Abuya Ulinnuha Arwani berkata: “Opo seng tak aturake, supoyo diperhateaken. Dieling-eling ojo sampek dilerukaken sebab iku mimma yuuritsul hifdho wamimma yuuritsun nisyaan. Lek ora kok perhatekaken yo rasakno dewe opo hasile engko tergantung olehmu ngamalaken. La songko iku, maring kabeh santri ora seng anyar thok kudu iso ngurangi olehe duroko utowo maksiat maring Allah Ta’ala, kanthi mengkono atimu diparingi padang, sehinggo olehe nagjimu diparingi gangsar enggal hasil ilmu engkang barokah manfaat kahususipun barokahi maring pribadimu masing-masing, lumeber maring kabeh keluargamu terutama maring kedua orang tua, lan umume maring kabeh masyarakat diparingi berkah manfaat dunyane kene nagnti tumeko akhirote besuk.”
Diakhir tulisan ini, kami mohon keikhlasan dari semua pembaca untuk selalu mendoakan Abuya Ulinnuha Arwani dan Abah Ulil Albab Arwani, semoga keduanya selalu dalam perlindungan Allah Ta’ala dengan dikarunia umur panjang dalam ketaatan kepada Nya. Amin.
Ditulis oleh : Muchlis Fuadi (PTYQ PUtra)