Peran Santri Muda Dalam Menjaga Integritas Bangsa

Oleh : Hawariyya Hanun

Indonesia merupakan negara yang dikenal dengan masyarakat yang beragam dilihat dari segi etnis maupun budayanya. Keberagaman ini harus dipelihara serta dilestarikan dengan membangun rasa saling ketergantungan dan saling peduli antar sesama untuk mencapai persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Umumnya, perbedaan yang ada dalam ranah pesantren yaitu kalangan para santri yang membawa nilai-nilai dan tradisi keagamaan daerah setempat, menambah dimensi pluralitas bangsa. Keanekaragaman ini sebaiknya tidak dipandang sebagai ancaman munculnya disintegrasi, melainkan sebagai aset penting dalam memperkokoh persatuan dan integritas bangsa. Terlebih lagi, dengan adanya keberadaan semboyan yang begitu dikenal luas yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang mengandung makna kebersamaan yang mampu mempererat persatuan dan memperkuat jati diri bangsa. Tanggung jawab untuk menjaga persatuan dan kesatuan demi mencegah konflik serta perpecahan dalam lingkup pesantren, merupakan kewajiban kolektif seluruh santri, khususnya peran aktif dari segenap elemen pesantren. Sebagai bagian dari generasi muda, para santri diharapkan menjadi tulang punggung bangsa yang tidak hanya sebagai penerus estafet kepemimpinan, tapi juga sebagai agen perubahan yang memegang peran penting dalam menginternalisasikan serta menyebarluaskan nilai-nilai Islam yang moderat dan toleran. Melalui kontribusi dalam bidang dakwah, pendidikan, serta aktivitas sosial, mereka berpotensi menjadi penggerak utama dalam menjaga integritas bangsa di tengah tantangan keberagaman dan dinamika sosial, sebagaimana dalam pandangan Myron Weiner terkait dengan integritas bangsa yang menekankan pada proses penyatuan beragam budaya serta pembentukan identitas dan membentuk kesadaran kolektif yang sejalan dengan misi pesantren dalam membina santri berwawasan kebangsaan dan toleran.

Namun demikian, dalam perkembangan informasi yang begitu pesat, sebagian santri dihadapkan pada tantangan munculnya pemahaman keagamaan yang cenderung sempit dan eksklusif sehingga berpotensi menimbulkan sikap intoleran terhadap keberagaman. Situasi ini semakin kompleks dengan maraknya informasi di media sosial yang umum diterima tanpa proses verifikasi dan penyaringan informasi oleh sebagian santri, sehingga menjadi pemicu bagi tumbuhnya fanatisme keagamaan yang sempit. Jika tidak segera ditindaklanjuti secara tepat, tantangan ini dapat menciptakan jarak antar kelompok, menimbulkan prasangka, serta memudarkan semangat persaudaraan. Dalam menghadapi tantangan tersebut, sudah saatnya peran anak muda khususnya para santri, tampil menempati posisi sentral yang mampu membawa nilai-nilai toleransi dan kebangsaan ke lingkungan pesantren yang beragam. Mereka harus hadir sebagai generasi yang merangkul, bukan memukul; yang siap berdialog, bukan menghakimi; yang membangun, bukan memecah; dan yang mempersatukan, bukan memisahkan. Oleh karena itu, penting bagi lembaga pesantren menanamkan pendidikan moderasi beragama secara konsisten, membangun ruang dialog antar budaya dan antar madzhab, serta meningkatkan literasi digital santri agar mampu memilah dan menyaring informasi secara kritis. Dengan demikian, santri tidak hanya tumbuh sebagai individu yang religius secara spiritual, tapi juga memiliki keterampilan dalam menanggapi perkembangan informasi global dengan bijak.

Di tengah arus globalisasi dan tantangan keberagaman, peran santri muda sangat krusial dalam menjaga keutuhan bangsa. Mereka sebagai pewaris nilai-nilai keislaman sekaligus pionir dalam menciptakan masyarakat yang inklusif, harmonis, dan beradab. Menjadi sosok santri di era digital menuntut kemampuan untuk beradaptasi, berpikir kritis, dan bertindak dengan kebijaksanaan. Oleh karena itu, mari kita dukung terbentuknya generasi santri yang tangguh secara spiritual serta teguh dalam berkomitmen menjaga nilai-nilai kebangsaan, sebab pesantren adalah sumber lahirnya tokoh-tokoh pemelihara nilai dan penjaga keutuhan bangsa.

Bagikan artikel ini
Artikel Terkait
Menyatukan Bacaan
Menyatukan Bacaan27 Oktober 2022
Mengenal Mushaf Al-Quddus
Mengenal Mushaf Al-Quddus4 September 2023